Jumat, 15 November 2013

Cerpen "BUS KOTA" by Izzati Chumairoh



Bus Kota
Siang itu, suasana riuh sekolah membuatku segera tersadar dari lamunanku bahwa bel sekolah sedari tadi telah berbunyi, menandakan saatnya telah tiba untuk pulang sekolah. Segera saja ku berlari menelusuri koridor sekolah untuk menemui Kinal. Kinal adalah sahabatku sedari SMP. Dia adalah salah satu sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Selain Kinal adalah teman yang baik, dia juga pintar dan sangat pengertian padaku yang terkadang sering membuatnya jengkel karena sifaf manjaku. Sejak SMP sampai SMA, kami selalu bersama, kami  satu sekolah. Namun kami tidak sekelas tahun ini. Aku di kelas XI Ipa 3 dan Kinal di kelas XI Ipa 6.
Perkenalkan namaku Maura Annisa, gadis sederhana yang terlalu manja dan cerewet. Hari ini aku dan sahabatku Kinal telah berjanji untuk pergi berdua. Kinal akan menemaniku untuk membeli sepatu baru. Maklum saja, sepatuku sudah butut dan sudah tidak muat lagi dikakiku.
Saat aku sampai dipintu kelasnya, kulihat Kinal sedang merapikan buku pelajarannya.
“Assalamu’alaikum” sapaku
“Wa’alaikumsalam” sahut Kinal
“Mau, ayo kita segera pergi nanti keburu sore” pinta Kinal
Kami segera berangkat ke pusat perbelanjaan terdekat untuk membeli sepatu. Kami memutuskan untuk naik bus. Karena kebetulan saat itu aku ataupun Kinal tidak sedang membawa sepeda motor. Akhirnya kami menunggu bus yang datang di depan sekolah. Karena memang kebetulan sekolah kami terletak di depan jalan raya. Jadi mudah saja untuk menemukan bus kota. Tak lama kemudian sebuah bus datang dan kami berduapun segera naik bus itu.
“Sini Mau duduk disebelahku”
“”Iya Kinal”
Di tengah perjalanan kami berbincang mengenai model sepatu apa yang ingin ku beli dan dengan senang hati Kinal selalu meberiku saran. Karena memang Kinal tahu banyak mengenai sepatu, dia sangat suka mengoleksi sepatu- sepatu. Dan setelah berbincang cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk membeli flatshoes karena aku merasa lebih cocok dengan sepatu model flatshoes.
Setelah hampir 15 menit kami berada di dalam bus, tiba- tiba saja bus berhenti disebuah persimpangan jalan dan saat itu ada dua wanita aneh menaiki bus ini. Mereka terlihat rapi dengan tas besar yang mereka tenteng dan dengan gaya eksentrik yang sangat terlihat mencolok diantara kerumunan penumpang.
“Dua wanita itu aneh ya Nal” kata Maura
“Uda ah gak baik ngomongin orang” sahut Kinal
Mereka berdua sedikit terusik dengan kehadiran dua wanita misterius tersebut. Namun beberapa menit kemudian mereka tidak lagi menghiraukan kehadiran mereka.
“Eh Nal, kamu masih inget kak Habibi gak?” kata Maura
“Kak Habibi yang ganteng, keren dan kaya itu kan?” sahut Kinal
“Iya bener. Kemaren aku abis ngambil foto terbaru dia yang diupload di facebook. Liat nih ganteng kan?”
“Ah standart.” Ledek Kinal
Tiba- tiba saja, bus berhenti secara mendadak sehingga semua penumpang terjengkang ke depan tak terkecuali Maura dan Kinal. Handphone yang baru saja dipegang Maura pun ikut terjatuh tergeletak di bawah kaki Maura.
“Makanya masukin Hp nya. Jangan dimainin terus” kata Kinal
Tanpa sepengetahuan Maura dan Kinal, salah satu dari wanita misterius tadi telah mengambil barang milik Maura. Saat itu juga ternyata Kinal melupakan sesuatu. Kinal lupa untuk meminta izin bundanya akan pulang terlambat karena harus mengantar Maura untuk membeli sepatu. Kinal pun ingin meminjam handphone milik Maura.
“Mau, boleh pinjem Hp kamu gak? Aku lupa tadi belum izin sama bunda” pinta Kinal
“Iya boleh”
Dan tiba- tiba, Maura menyadari bahwa handphone yang tadi ia letakkan di dalam tas telah hilang. Mereka berdua panik sambil mengobrak- abrik tas Maura. Namun handphonenya tak juga ditemukan. Akhirnya Kinal memberi ide untuk memeriksa tas semua penumpang. Karena siapa tahu saja ada pencuri di dalam bus ini.
Mereka segera mencari handphone Maura namun dari semua penumpang yang telah digeledah tidak ada hp milik Maura. Dan tibalah giliran dua wanita misterius tersebut yang ingin digeledah. Kinal dan Maura sedikit terlihat takut. Namun apa boleh buat.
“Permisi tante, boleh kami memeriksa tas tante?” Kata Kinal
“Jangan kurang ajar ya, kalian pikir kita maling?” ucap salah satu wanita itu dengan nyolotnya.
Maura pun mulai ketakutan hingga meneteskan air mata. Ternyata kedua wanita itu terlihat sangat tersinggung dengan sikap Maura dan Kinal. Kedua wanita itupun memutuskan untuk turun dan berhenti ditengah jalan. Dan tiba- tiba saja kedua wanita itupun tersandung dan handphone milik Maura terjatuh dari salah satu saku wanita itu.
Karena sudah tertangkap basah mencuri. Kedua wanita itu berlari kabur secepat kilat sampai akhirnya menghilang ditengah kemacetan jalan raya. Kinal dan Maura bersyukur karena mereka gagal menjadi korban pencurian. Mereka hanya berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi dan kedua pencuri tadi dapat sadar atas perbuatan mereka.

0 komentar:

Posting Komentar