Bus Kota
Siang itu, suasana riuh sekolah
membuatku segera tersadar dari lamunanku bahwa bel sekolah sedari tadi telah
berbunyi, menandakan saatnya telah tiba untuk pulang sekolah. Segera saja ku
berlari menelusuri koridor sekolah untuk menemui Kinal. Kinal adalah sahabatku
sedari SMP. Dia adalah salah satu sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Selain
Kinal adalah teman yang baik, dia juga pintar dan sangat pengertian padaku yang
terkadang sering membuatnya jengkel karena sifaf manjaku. Sejak SMP sampai SMA,
kami selalu bersama, kami satu sekolah.
Namun kami tidak sekelas tahun ini. Aku di kelas XI Ipa 3 dan Kinal di kelas XI
Ipa 6.
Perkenalkan namaku Maura Annisa, gadis
sederhana yang terlalu manja dan cerewet. Hari ini aku dan sahabatku Kinal
telah berjanji untuk pergi berdua. Kinal akan menemaniku untuk membeli sepatu
baru. Maklum saja, sepatuku sudah butut dan sudah tidak muat lagi dikakiku.
Saat aku sampai dipintu kelasnya,
kulihat Kinal sedang merapikan buku pelajarannya.
“Assalamu’alaikum” sapaku
“Wa’alaikumsalam” sahut Kinal
“Mau, ayo kita segera pergi nanti
keburu sore” pinta Kinal
Kami segera berangkat ke pusat
perbelanjaan terdekat untuk membeli sepatu. Kami memutuskan untuk naik bus.
Karena kebetulan saat itu aku ataupun Kinal tidak sedang membawa sepeda motor.
Akhirnya kami menunggu bus yang datang di depan sekolah. Karena memang
kebetulan sekolah kami terletak di depan jalan raya. Jadi mudah saja untuk
menemukan bus kota. Tak lama kemudian sebuah bus datang dan kami berduapun
segera naik bus itu.
“Sini Mau duduk disebelahku”
“”Iya Kinal”
Di tengah perjalanan kami
berbincang mengenai model sepatu apa yang ingin ku beli dan dengan senang hati
Kinal selalu meberiku saran. Karena memang Kinal tahu banyak mengenai sepatu,
dia sangat suka mengoleksi sepatu- sepatu. Dan setelah berbincang cukup lama,
akhirnya aku memutuskan untuk membeli flatshoes karena aku merasa lebih cocok
dengan sepatu model flatshoes.
Setelah hampir 15 menit kami
berada di dalam bus, tiba- tiba saja bus berhenti disebuah persimpangan jalan
dan saat itu ada dua wanita aneh menaiki bus ini. Mereka terlihat rapi dengan
tas besar yang mereka tenteng dan dengan gaya eksentrik yang sangat terlihat
mencolok diantara kerumunan penumpang.
“Dua wanita itu aneh ya Nal” kata
Maura
“Uda ah gak baik ngomongin orang”
sahut Kinal
Mereka berdua sedikit terusik
dengan kehadiran dua wanita misterius tersebut. Namun beberapa menit kemudian
mereka tidak lagi menghiraukan kehadiran mereka.
“Eh Nal, kamu masih inget kak
Habibi gak?” kata Maura
“Kak Habibi yang ganteng, keren
dan kaya itu kan?” sahut Kinal
“Iya bener. Kemaren aku abis
ngambil foto terbaru dia yang diupload di facebook. Liat nih ganteng kan?”
“Ah standart.” Ledek Kinal
Tiba- tiba saja, bus berhenti
secara mendadak sehingga semua penumpang terjengkang ke depan tak terkecuali
Maura dan Kinal. Handphone yang baru saja dipegang Maura pun ikut terjatuh
tergeletak di bawah kaki Maura.
“Makanya masukin Hp nya. Jangan
dimainin terus” kata Kinal
Tanpa sepengetahuan Maura dan
Kinal, salah satu dari wanita misterius tadi telah mengambil barang milik
Maura. Saat itu juga ternyata Kinal melupakan sesuatu. Kinal lupa untuk meminta
izin bundanya akan pulang terlambat karena harus mengantar Maura untuk membeli
sepatu. Kinal pun ingin meminjam handphone milik Maura.
“Mau, boleh pinjem Hp kamu gak?
Aku lupa tadi belum izin sama bunda” pinta Kinal
“Iya boleh”
Dan tiba- tiba, Maura menyadari
bahwa handphone yang tadi ia letakkan di dalam tas telah hilang. Mereka berdua
panik sambil mengobrak- abrik tas Maura. Namun handphonenya tak juga ditemukan.
Akhirnya Kinal memberi ide untuk memeriksa tas semua penumpang. Karena siapa
tahu saja ada pencuri di dalam bus ini.
Mereka segera mencari handphone
Maura namun dari semua penumpang yang telah digeledah tidak ada hp milik Maura.
Dan tibalah giliran dua wanita misterius tersebut yang ingin digeledah. Kinal
dan Maura sedikit terlihat takut. Namun apa boleh buat.
“Permisi tante, boleh kami
memeriksa tas tante?” Kata Kinal
“Jangan kurang ajar ya, kalian
pikir kita maling?” ucap salah satu wanita itu dengan nyolotnya.
Maura pun mulai ketakutan hingga
meneteskan air mata. Ternyata kedua wanita itu terlihat sangat tersinggung
dengan sikap Maura dan Kinal. Kedua wanita itupun memutuskan untuk turun dan
berhenti ditengah jalan. Dan tiba- tiba saja kedua wanita itupun tersandung dan
handphone milik Maura terjatuh dari salah satu saku wanita itu.
Karena sudah tertangkap basah
mencuri. Kedua wanita itu berlari kabur secepat kilat sampai akhirnya
menghilang ditengah kemacetan jalan raya. Kinal dan Maura bersyukur karena
mereka gagal menjadi korban pencurian. Mereka hanya berharap agar kejadian ini
tidak terulang lagi dan kedua pencuri tadi dapat sadar atas perbuatan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar