PERJUANGAN
TANPA BATAS
Bicara tentang perjuangan , bicara
tentang kepahlawanan, maka cerita nyata yang saya tulis diartikel blog saya
kali ini yaitu tentang perjuangan hidup seorang anak yang berliku-liku, penuh
ujian, baginya kesabaranlah yang menyelimutinya
dari cobaan yang dihadapinya, ketegaran adalah kekuatannya,tekad adalah
senjatanya dan keluarga lah semangatnya.
Disini saya akan menceritakan tentang
perjalanan hidup teman saya. Dia adalah salah satu anak dari keluarga yang
hidup didaerah pedesaan. Keluarga yang sederhana dan serba kekurangan. Dia
adalah anak terakhir dari 4 bersaudara. Sebut saja namaya Antok. Karna lahir
dari orang tua yang serba kekurangan
Antok dididik oleh orang tuanya agar tidak mudah menyerah dalam
menjalani hidup, tegar dan selalu bersyukur. Kondisi ini menuntut dia agar
mampu hidup mandiri, tekatnya untuk bisa menjadi orang yang sukses dan dapat
membahagian orang tuanya sangat kuat. Langkah awal yang dilakukannya yaitu mulai
dari lulus SD dia berjanji pada dirinya sendiri untuk dapat membantu
meringankan beban orang tuanya.
Salah satu Cara dia dalam meringankan
beban orang tuanya yaitu dengan prestasi pendidikan. Di jenjang pendidikan menengah
pertama (SMP) dia berhasil menjadi siswa yang berprestasi disekolahnya dan
mendapat Beasiswa disekolahnya. Tidak hanya itu, cara lain yang dilakukanya
untuk meringankan beban orang tuanya yaitu dengan bekerja setiap pulang
sekolah, menjadi loker Koran pun dijalaninya, Semangatnya dan tekadnya untuk
dapat meringankan beban orang tua mengalahkan rasa gengsi berjualan Koran. Dia
tak pernah mengelu dengan kondisi hidupnya. Berbagai cobaan dilaluinya selama
menjadi loker Koran, salah satunya dia pernah kehilangan uang setorannya dan
Koran-koran yang hendak dijualnya
kehujanan pula, alhasil dia tidak bisa berjualan lagi. Padahal hasil jualanya
hari itu ingin dibelikanya buku pelajaran untuk persiapan ujian sekolah. Air
mata pun menetes dipipinya.
Allah maha kuasa dan maha berkehendak. Syukur Alhamdulillah
keesokan harinya juragan Koran baru untuk dijualnya,setoran pun melimpah. Dia
pun bisa membeli buku yang diinginkannya, dan pada hari itu juga adalah hari
ulang tahun ibunya. Dia pun membelikan kado untuk ibunya. Kado itu berupa
Al-Qur’an dan tasbih. Namun dalam perjalanan pulang musibah menimpanya. Sepeda
motor menabrak tubuh anak tersebut. Kado sederhana nan indah untuk ibunya pun
hancur, butiran-butiran tasbih tercecer di muka aspal yang panas,lembaran-lembaran Al-Qur’an sebagian sobek. Tubuh anak itupun
bersimpah darah, lemas tak berdaya. Antok pun dilarikan kerumah sakit untuk mndapatkan perawatan secara medis.disisi lain
polisi yang mengetahui perkara itu mendatangi kerumah Antok untuk memberi tau
orang tuanya kalau Antok mengalami kecelakaan. Seketika itu juga ibunya shock.begitu
shocknya ibu Antok pingsang, Semua keluarga panik dan mngeluhkan mengenai kondisi
Antok.
Ibu Antok bingung mencari biaya untuk
membiayai perawatan anaknya. Ibu antok pun bertemu dengan seorang rentenir yang
menawarkan pinjaman sebesar Rp.1500.000. Tanpa piker panjang ibu antok langsung
menerima tawaran rentenir itu dan langsung berangkat kerumah sakit untuk membayar
proses perawatan antok, namun Antok malah melarikan diri dari rumah sakit. Dia
menginap dirumah seorang teman lamanya,namanya fikri. kondisi dari fikri
sebatangkara,tidak mempunyai orang tua, sehingga antok merasa nyaman dan tenang
untuk memikirkan jualanya lagi. fikri memberi
kepada Antok” Awakmu gak usah mekir kerjo,awakmu loh yo entok bea siswa,wes ta
gak usah kerjo,sekolaho seng temen”(dengan ekspresi wajah yang meyakinkan). Dia
pun menjawab “masalah e iki aku wes janji karo awakku nek aku iku kudu isok
meringano beban e wong tuo,aku sakno bapakku bro,dodolane gak tau entek,west a gak
popo,gak popo aku” antok mencoba untuk meyakinkan fikri agar tidak khawatir
dengannya. Fikri pun menjawab “yowes seng ati-ati tapi awakmu jog dodolan saiki
ta,awakmu yo durung waras ngenteni 3 dino ae sek ”. antok pun menuruti nasihat
dari temannya.
Dirumah sakit , ibu Antok marah-marah
ke perawat dan petugas rumah sakit anaknya (Antok) tidak ada dirumah sakit,karna
kejadian ini akhirnya ibu antok jatuh sakit
dan dirawat dirumah sakit.dirumah sakit Ibu antok dijaga oleh budhe dan
neneknya.
Saat Antok pulang dari rumah, dia
mendapat kabar dari pakde kalau ibunya ada dirumah sakit.akhirnya Antok
mengurung diri dikamar,memikirkan bagaimana cara mencari uang untuk membayar
perawatan ibunya.
Malam harinya kakaknya pulang kerja
dan bicara ke Antok “ awakmu saiki nang ndi ae,moleh telat-telat, moleh sekolah
gak ndank moleh”. Akhirnya Antok menceritakan ke kakaknya bahwa dia selama ini sepulang
dari sekolah berjualan Koran di by pas. Jualan bunga dipatuk sidomulyo,dia
ingin seperti kakaknya dulu.kakaknya pun marah “ awakmu lapo niru aku,emak
kurang ta nge’i duek awakmu, engkok nek emak ero engko tambah sedih”.
Namun karna tekat dan janjinya untuk
dapat membantu meringankan beban perekonomian keluarga, Antok tetap saja
berjualan Koran, pagi harinya antok menemui juragan Koran, Antok pun bercerita
tentang kejadian yang dialaminya beberapa hari yang lali,juragan Koran pun bersedia
membantu Antok untuk membayar biaya perawatan ibunya dirumah sakit.
Lama-kelamaan ibu antok Antok
mengetahui kalau Antok selama ini berjualan Koran, mengetahui hal itu ibu antok
menangis melihat anaknya yang kerja keras berjualan Koran untuk membantu
meringankan beban perekonomian keluarga.
Setelah lulus SMP antok ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih
tinggi.namun orang tuanya tidak membolehkan dia sekolah karna ketidak adanya
biaya.ambisi nya untuk ingin bersekolah membuatnya bertekad mencari uang agar
dia bisa melanjutkan sekolahnya.dia pun mendatangi juragan koranya dan
bercerita tentang keinginanya untuk melanjutkan sekolah dan minta bantuan. Dan ternyata
selam menjadi loper Koran selama 3tahun, tanpa sepengatahuan antok si.juragan Koran
tersebut mengurangi gaji Antok sebesar Rp.50.000 untuk tabungan antok. Dan selama
3 tahun tabungan yang ada dijuragan Koran itu mencapai -+ Rp.1700.000. akhirnya
si.juragan Koran memberikan uang tersebut ke antok untuk membayar daftar
sekolah. Uang yang diterima oleh antok dari juragan Koran itu belum cukup untuk
biaya daftar sekolah. Dan kekurangan dari biaya daftar sekolah itu dibiayai
oleh kakanya. Antok melanjutkan sekolahdi salah satu SMK swasta, jarak anatara
rumah antok dengan sekolah cukup jauh.setiap hari dia berangkat sekolah menaiki
sepeda ontel, semangatnya untuk sekolah sangat tinggi sehingga jarak jauh yang
dilaluinya dengan mengontel terasa dekat
baginya.
3 bulan sekolah, SPP nya belum
dibayar, pihak sekolah pun memanggil orang tua Antok.orang tuanya pun
menceritakan kalau tidak ada biaya untuk membayar sekolah antok,lagi..lagii
orang tua antok menyuruh antok untuk berhenti sekolah. Namun antok tetap tidak
mau. Dia mencari pekerjaan untuk dapat membiayai uang sekolahnya sendiri. antok
pun rela jadi OB di sekolahnya tanpa gaji,tapi gajinya langsung untuk dibuat
membayar SPP sekolahnya. Setiap hari Antok mengayuh sepedanya mnyusuri jalan
dari rumah ke sekolah yang cukup jauh, berangkat setelah shubuh dan pulang
hingga malam hari. Rasa capek dan letih tak dihiraukanya.rasa itu kalah dengan semangat dan tekatnya.
Karna prestasinya yang bagus
disekolahnya dia mendapat beasiswa,lulus SMK dia meraih penghargaan sebagai
siswa dengan Nilai terbaik disekolahnya. Setelah lulus dari SMK banyak guru yang
menawarinya untuk menguliahkan antok,Namun orang tua Antok tidak memperbolehkan
dia kuliah dan menyuruhnya agar bekerja saja. Dia bekerja sebagai pelatih
banjari disekolah-sekolah dari jam 7 pagi hingga jam 10 mlam dengan mengendarai
sepeda ontel yang setia mengantarnya kemanapun, dia mengayuh sepedanya dari
sekolah satu kesekolah lain. Selain bekerja sebagai banjari dia juga pernah
bekerja sebagai marbot masjid dengan
gaji 350rb/bulan, dia bekerja sebagi Marbot selama 7bulan. Setelah itu dia
bertemu dengan seorang Kyai.
Kyai tersebut ingin manjadikanya
seorang anak angkat karna kyai tersebut tidak memiliki seorang anak,kyai
tersebut pun mendatangi rumah orang tua antok dan minta izin untuk menjadikan
Antok sebagai anak angkatnya. Orang tua antok pun menyetujuinya.
Umin dan Aba(panggilan untuk orang tua angkat antok) pun mengajak antok
untuk tinggak bersamanya. Mereka pun berencana menguliahkan Antok. Dalam masalah
ini Umik dan Aba sempat berseteru memilihkan universitas. Aba ingin antok
berkuliah di Universitas islam negeri,sementara Umik menyuruh antok kuliah di
Universitas islam swasta dengan alasan agar
bisa kuliah sambil kerja karna umik ingin mengajarkan pada antok untuk mandiri
dan bisa mnghargai uang dan waktu. Akhirnya Antok sekarang menjadi mahasiswa
disalah satu universitas islam swasta. Impiannya untuk dapat bersekolah hingga
perguruan tinggi pun diraihnya.
Namun Ini bukanlah akhir dari
perjuanganya,ini bukan hasil akhir yang ingin dicapainya.pesan darinya yaitu “BERJUANGLAH
SELAGI KITA MAMPU UNTUK BERJUANG,GUNAKAN MASA MUDAMU UNTUK MEMPERJUANGAKAN APA
YANG KITA IMPIKAN,DAN JANGAN PERNAH MENYERAH ATAU BERPUTUS ASA KETIKA KITA
MENGALAMI SUATU KEGAGALAN”.
Cerita diatas merupakan kisah yang
benar-benar nyata yang dialami teman saya, terima kasih temanku (I.M) kisah
hidupmu menginspirasiku, memotivasiku agar aku terus berusaha,berjuang meraih
impian dan lebih bersyukur akan nikmat allah yang telah diberikan padaku.
semoga kisah tentang perjalanan hidup teman saya juga dapat menginspirasi anda.
semoga kisah tentang perjalanan hidup teman saya juga dapat menginspirasi anda.
-I
have many dreams and I will achieve those dreams-
mantap postingannya!
BalasHapus